80 Persen Elang Gundul di AS Sekarat Akibat Keracunan Timah
2 min read
80 Persen Elang Gundul di AS Sekarat Akibat Keracunan Timah
Liputandetik.com, Indonesia – 80 Persen Elang Gundul di AS Sekarat Akibat Keracunan Timah. Bald eagle atau yang diketahui dengan “elang gundul” mempunyai nama ilmiah Haliaeetus leucocephalus, yang bermakna elang laut berkepala putih. Elang ini adalah salah satunya spesies yang terpopuler.
80 Persen Elang Gundul di AS Sekarat Akibat Keracunan Timah. Cukup banyak dari spesies elang gundul ini kritis sebab peluru timah di semua Amerika Serikat. Tetapi mereka kritis bukan lantaran ditembak, tetapi keracunan.
Sarana rehabilitasi elang paling besar di North Carolina Cape Fear Raptor Center, sudah menjaga 7 elang dalam satu bulan paling akhir sebab keracunan timbal.
Dikutip dari CNN, Senin (17/2/2020), semenjak November 2019, minimal 80% elang yang sudah dimatikan dengan eutanasia di sarana itu mati sebab keracunan timbal atau biasa disebutkan timbel, plumbum, atau timah hitam.
Pemburu memakai peluru timah untuk membunuh rusa serta hewan yang lain. Walau pemburu tidak membidik elang, otomatis burung-burung terserang pengaruhnya saat mereka mengonsumsi mangsa yang ditembak dengan peluru itu.
Direktur Eksekutif Cape Fear Raptor Center, Dr Joni Shimp menjelaskan, “Dalam langkah serta bentuk apa saja, pemburu tidak mempunyai kemauan atau menyengaja untuk coba membunuh elang, burung nasar, atau spesies yang lain.”
Kejadian paling baru berlangsung pada Jumat 14 Februari 2020, saat Rehabilitasi Satwa Liar Pulau Hatteras temukan seekor rajawali yang memperlihatkan tanda-tanda keracunan timah serta membawanya ke Cape Fear Raptor Center untuk memperoleh perawatan.
Baca Juga : SpaceX Siap Tawarkan Wahana Wisata dengan Pesawat Luar Angkasa
Kepala pusat rehabilitasi Lou Browning menjelaskan, beberapa burung yang mati saat malam yang sama alami dehidrasi serta kurang kuat untuk bergerak. Elang-elang yang kebanyakan merasakan sakit pada akhirnya dimatikan, serta cukup banyak yang mati walau telah dirawat.
Jadi Permasalahan di Semua AS
Shimp menjelaskan, keracunan timbal bisa membuat banyak hal pada elang, misalnya kurang alasan saat terbang melewati jalan raya, ketakmampuan untuk terbang secara cepat yang menyebabkan tertabrak mobil, kejang-kejang, serta mati.
Bergantung di tingkat keracunan, beberapa elang bisa bertahan hidup sesudah dokter hewan memakai therapy khelasi, menyuntikkan burung dengan obat yang mengalirkan toksin dalam saluran darah mereka serta memungkinkannya dikeluarkan dari badan mereka.
Menurut American Bird Conservancy, juta-an burung di semua AS terhitung elang gundul terserang toksin dari timbal tiap tahun.
“Ini adalah permasalahan AS keseluruhannya. Keracunan timah bertambah, serta kami memantaunya selama setahun,” kata Shimp. Dia menjelaskan salah satu jalan keluar yang diakui ialah mendidik pemburu mengenai utamanya memakai peluru non-timah.
Dibutuhkan beberapa waktu dengan arah mendidik beberapa pekerja di beberapa toko penjual peluru itu untuk arahkan mereka pada pemakaian peluru tembaga. Ini diperkirakan gar dapat mengawali “perang” menantang peluru timah, bukan pada pemburu. Peluru tembaga bisa dibeli dengan online walau tambah mahal serta susah diketemukan di toko.
The Bald serta Golden Eagle Protection Act yang dibangun pada tahun 1940, melarang untuk mempunyai, jual, atau memburu elang botak. Lewat undang-undang federal, negara sisi, serta kota terus lakukan perlindungan pada hewan-hewan ini serta sesudah mereka dikeluarkan dari daftar hewan yang terancam punah pada tahun 2007.
1 thought on “80 Persen Elang Gundul di AS Sekarat Akibat Keracunan Timah”