Fisikawan Ciptakan Simulasi Alam Semesta yang Terinci, Mirip Aslinya?
3 min read
Fisikawan Ciptakan Simulasi Alam Semesta yang Terinci, Mirip Aslinya?
Liputandetik.com, Indonesia – Fisikawan Ciptakan Simulasi Alam Semesta yang Terinci, Mirip Aslinya? Menurut banyak ilmuwan, pembentukan galaksi adalah gabungan kompleks di antara materi dan daya yang berlangsung pada tahap pembagian kosmik serta melintang miliaran tahun yang lalu.
Fisikawan Ciptakan Simulasi Alam Semesta yang Terinci, Mirip Aslinya? Keragaman galaksi yang terancang serta dinamis ada dari kericuhan yang diakibatkan pasca-Big Bang, tapi ini masih jadi salah satunya teka-teki kosmologi paling susah serta belum teratasi.
Dalam cari jawaban, team periset internasional membuat mode alam semesta bertaraf besar yang paling detil untuk waktu saat ini, satu simulasi yang mereka ucap TNG50.
Alam semesta ala dunia maya mereka, seputar 230 juta tahun sinar, berisi beberapa puluh ribu galaksi yang berkembang dengan tingkat detil yang awalnya cuma kelihatan dalam mode galaksi tunggal.
Baca Juga : Mau Coba Olahraga Lari? Perhatikan 3 Hal Berikut Ini
Simulasi ini mencari lebih dari 20 miliar partikel yang sebagai wakil materi gelap, gas, bintang, serta lubang hitam supermasif sepanjang periode 13,8 miliar tahun.
Resolusi serta rasio perbandingan yang dipakai sangat mungkin beberapa periset untuk kumpulkan ide mengenai waktu dulu alam semesta, dengan keinginan dapat mengutarakan pergantian beberapa galaksi ke dalam aneh serta dan bagaimana ledakan bintang dan lubang hitam menyebabkan evolusi galaksi ini.
Hasilnya diedarkan dalam dua artikel yang akan dipertunjukkan pada edisi Desember 2019 di jurnal Monthly Noticeices of the Royal Astronomical Society.
Selintas Mengenai TNG50
TNG50 ialah simulasi paling baru yang dibikin oleh IllustrisTNG Proyek, yang ingin membuat deskripsi komplet tentang langkah alam semesta berevolusi semenjak Dentuman Besar, dengan membuahkan kosmik bertaraf besar tanpa ada mengorbankan detil halus dari galaksi individu.
“Simulasi ini ialah kelompok data besar dimana kita dapat belajar banyak dengan membedah serta mengerti pembentukan serta evolusi galaksi di dalamnya,” kata Paul Torrey, profesor fisika di University of Florida serta penulis pendamping studi itu, mencuplik Live Science, Minggu (24/11/2019)
“Apa yang baru mengenai TNG50 ialah kita dapat memperoleh resolusi spasial serta massa yang lumayan tinggi di galaksi-galaksi yang memberikan kita deskripsi jelas tentan susunan internal skema, serta saat mereka tercipta serta berevolusi.”
Simulasi itu memerlukan 16.000 pokok processor dari super-komputer Hazel Hen di Stuttgart, Jerman, serta digerakkan dengan terus-terusan sepanjang lebih dari satu tahun.
Penghitungan yang sama akan memerlukan skema processor tunggal 15.000 tahun untuk dihitung. Walau adalah salah satunya simulasi astrofisika paling berat dalam riwayat, beberapa periset yakin investasi mereka ‘terbayar’.
“Dalam simulasi kami, kami lihat kejadian yang belum diprogram dengan eksplisit ke kode simulasi. Kejadian ini ada dengan alami, dari hubungan yang kompleks lewat beberapa bahan fisik fundamen alam semesta mode kami,” papar Dylan Nelson, satu orang postdoctoral fellow di Max Planck Institute for Astrophysics, Munich, Jerman.
Masih Jauh dari Usai
Kejadian yang ada itu mungkin penting untuk mengerti kenapa alam semesta ada seperti saat ini, sesudah 13,8 miliar tahun atau pasca-Big Bang.
TNG50 sangat mungkin beberapa periset untuk lihat dengan cara langsung bagaimana galaksi ada dari awan gas yang naik-turun, yang ada tidak lama sesudah alam semesta lahir.
Mereka temukan galaksi berupa cakram yang umum di lingkungan kosmik kita, yang dengan alami kelihatan dalam simulasi serta membuahkan susunan internal, terhitung lengan spiral, benjolan (bulge), serta palang yang memanjang dari pusat lubang hitam supermasif.
Saat ilmuwan memperbandingkan alam semesta yang dibuat computer dengan kehidupan riil, mereka temukan populasi galaksi simulasi –secara kualitatif– berkelanjutan seperti di fakta.
Waktu galaksi tiruan ini terus mendatar jadi cakram berputar-putar yang teratur secara baik, kejadian lain mulai muncul. Ledakan supernova serta lubang hitam supermasif di jantung tiap galaksi membuat saluran gas yang menyembur dengan kecepatan tinggi.
Saluran ini menjadi air mancur gas yang naik beberapa ribu tahun sinar di atas galaksi. Tarik-menarik gravitasi pada akhirnya bawa sejumlah besar gas itu kembali pada cakram galaksi, mendistribusikannya ke pinggir luar galaksi serta membuat operan balik berulang-ulang dari saluran keluar serta saluran masuk.
Tidak hanya mendaur lagi bahan untuk membuat bintang-bintang baru, arus keluar dapat dibuktikan mengubah susunan galaksi simulasi. Gas-gas daur lagi percepat transformasi galaksi jadi piringan tipis yang terus berputar-putar.
Lepas dari penemuan awal ini, team periset harus lakukan analisa lebih jauh. Mereka juga merencanakan untuk meluncurkan semua data simulasi dengan terbuka supaya bisa digunakan oleh beberapa astronom di penjuru dunia untuk pelajari kosmos virtual.
“Ada jalan besar di muka kita saat ini sesudah simulasi ini usai,” kata Torrey. “Semua team periset kerja untuk lebih mengerti sifat-sifat terinci dari galaksi-galaksi yang tercipta serta trend apa yang ada dalam data itu.”
Sumber Berita : Liputan6