Ilmuwan MIT Temukan Cara Belokkan Asteroid Dewa Kekacauan
5 min read
Ilmuwan MIT Temukan Cara Belokkan Asteroid Dewa Kekacauan
Liputandetik.com, Jakarta – Ilmuwan MIT Temukan Cara Belokkan Asteroid Dewa Kekacauan. Asteroid memiliki ukuran lebih lebar dari Menara Eiffel diperkirakan melejit ke Bumi dengan kecepatan 30 km. per detik, menyerempet planet manusia dari satelit geostasioner, pada 13 April 2029. Ini bisa menjadi pendekatan paling dekat bongkahan batu antariksa sedingin es yang melewati orbit Bumi pada dekade selanjutnya.
Ilmuwan MIT Temukan Cara Belokkan Asteroid Dewa Kekacauan. Pemantauan asteroid yang diketahui namanya 99942 Apophis atau dewa kericuhan Mesir, pernah ungkap, batu antariksa itu akan melejit pada 2029 lewat lubang kunci gravitasi –lokasi di bagian gravitasi bumi yang akan menarik trek asteroid hingga pada trek selanjutnya pada 2036–.
Ilmuwan MIT Temukan Cara Belokkan Asteroid Dewa Kekacauan. Asteroid itu diperkirakan akan melahirkan efek yang merusak Bumi.
Untungnya, penilaian yang lebih baru sudah memverifikasi asteroid itu akan menghajar Bumi tanpa ada kejadian pada 2029 serta 2036. Akan tetapi, sejumlah besar ilmuwan yakin belum pernah begitu awal untuk memperhitungkan taktik untuk membelokkan asteroid bila ada yang pernah merasakan kecelakaan di planet manusia.
Beberapa periset dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) sudah membuat kerangka kerja untuk putuskan tipe misi mana yang paling sukses dalam membelokkan asteroid. Cara ketetapan mereka mempertimbangkan massa serta momen asteroid, kedekatannya dengan lubang kunci gravitasi, serta jumlahnya waktu peringatan yang dipunyai beberapa ilmuwan mengenai tabrakan mendatang –yang semua mempunyai tingkat ketidakpastian, yang beberapa periset faktorkan untuk mengenali misi paling sukses untuk asteroid khusus.
Beberapa periset mengaplikasikan cara mereka pada Apophis, serta Bennu, asteroid dekat-Bumi yang lain sebagai sasaran OSIRIS-REx, misi NASA operasional yang merencanakan kembalikan sampel bahan permukaan Bennu ke Bumi pada 2023. REXIS, satu instrumen yang direncanakan serta dibuat siswa di MIT, adalah sisi dari misi ini serta pekerjaannya untuk mengarakterisasi kelimpahan komponen kimia di permukaan.
Dalam satu makalah yang ada bulan ini di jurnal Acta Astronautica, beberapa periset memakai peta ketetapan mereka untuk menjelaskan tipe misi yang kemungkinan paling sukses dalam membelokkan Apophis serta Bennu, dalam beberapa skenario dimana asteroid kemungkinan ke arah lubang kunci gravitasi. Mereka menjelaskan cara ini bisa dipakai untuk membuat komposisi misi yang maksimal serta kampanye untuk membelokkan asteroid dekat Bumi yang mempunyai potensi beresiko.
“Beberapa orang sejumlah besar sudah memperhitungkan taktik defleksi menit paling akhir, saat asteroid sudah melalui lubang kunci serta ke arah tabrakan dengan Bumi,” kata Sung Wook Paek, penulis penting studi ini serta bekas mahasiswa pascasarjana di Departemen Aeronautika serta Astronautika MIT, seperti dikutip news.mit.edu, Kamis (20/2/2020).
“Saya tertarik untuk menahan lubang kunci jauh sebelum efek Bumi. Ini seperti serangan pendahuluan, dengan sedikit kericuhan.”
Rekanan penulis Paek di MIT ialah Olivier de Weck, Jeffrey Hoffman, Richard Binzel, serta David Miller.
Seperti Bermain Biliar
Pada 2007, NASA mengaitkan dalam satu laporan yang dikatakan pada Kongres AS jika asteroid ke arah Bumi, langkah paling efisien untuk membelokkannya dengan mengeluarkan bom nuklir ke angkasa luar. Kemampuan ledakannya akan meledakkan asteroid itu, walau planet itu selanjutnya harus berkompetisi dengan keruntuhan nuklir.
Pemakaian senjata nuklir untuk kurangi efek asteroid masih jadi polemis di komune pertahanan planet.
Baca Juga : Astronom Belanda Temukan 11 Asteroid Berpotensi Tabrak Bumi
Pilihan paling baik ke-2 ialah kirim “penabrak kinetik” – pesawat ruangan angkasa, roket, atau proyektil lain yang, bila ditempatkan cuma mengarah yang benar, dengan kecepatan yang ideal, harus bertubrukan dengan asteroid, mentransfer sejumlah kecil dari momentumnya, serta membelokkannya.
“Prinsip fisika fundamen seperti bermain biliar,” jelas Paek.
Supaya penabrak kinetik apa saja sukses, de Weck, seorang profesor aeronautika serta astronautik serta skema tehnik, menjelaskan karakter asteroid, seperti massa, momen, trek, serta formasi permukaannya harus diketahui sepas kemungkinan. “Itu bermakna jika, dalam membuat misi defleksi, ilmuwan serta manager misi butuh mempertimbangkan ketidakpastian.”
“Apa penting bila kemungkinan kesuksesan satu misi ialah 99,9 % atau cuma 90 %? Saat hadir untuk membelokkan seorang pembunuh planet yang prospek, Anda bertaruh tentu demikian,” kata de Weck.
“Karenanya kita harus lebih pandai saat kita membuat misi jadi peranan dari tingkat ketidakpastian. Tidak ada yang lihat permasalahan semacam ini awalnya,” paparnya.
Tutup Lubang Kunci
Paek serta rekan-rekannya meningkatkan code simulasi untuk mengenali tipe misi defleksi asteroid yang akan mempunyai peluang kesuksesan paling baik, mengingat rangkaian karakter asteroid yang tidak tentu.
Misi yang mereka pikirkan terhitung penabrak kinetik fundamen, dimana satu proyektil ditembakkan ke ruangan angkasa untuk menyenggol asteroid. Macam lain menyertakan pengiriman pengintai untuk mengukur asteroid terlebih dulu untuk mempertajam detail proyektil yang akan dikirim kelak, atau kirim dua pengintai, satu untuk mengukur asteroid serta lainnya untuk menggerakkan asteroid sedikit keluar dari jalan sebelum proyektil yang semakin besar dibikin, selanjutnya dikeluarkan untuk bikin asteroid menjauhi Bumi dengan hampir tentu.
Beberapa periset masukkan variabel detil simulasi seperti massa asteroid, momen, serta trek, dan rata-rata ketidakpastian di semasing variabel ini. Yang penting, mereka mempertimbangkan hubungan asteroid dengan lubang kunci gravitasi, dan jumlahnya waktu yang dipunyai beberapa ilmuwan sebelum asteroid melalui lubang kunci.
“Lubang kunci seperti pintu – sesudah terbuka, asteroid akan berefek pada Bumi selekasnya, dengan kemungkinan tinggi,” kata Paek.
Beberapa periset mengetes simulasi mereka pada Apophis serta Bennu, dua dari cuma sedikit asteroid yang tempat lubang kunci gravitasinya berkenaan dengan Bumi diketahui. Mereka mensimulasikan beberapa jarak di antara tiap asteroid serta lubang kunci semasing, dan hitung untuk tiap jarak daerah “pelabuhan aman” dimana asteroid harus dibelokkan hingga akan menghindarkan efek dengan Bumi serta melalui lubang kunci paling dekat yang lain.
Mereka selanjutnya menilai yang mana dari tiga tipe misi penting yang paling sukses membelokkan asteroid ke pelabuhan yang aman, bergantung pada jumlahnya waktu yang perlu disiapkan beberapa ilmuwan.
Kirim Pengintai
Contohnya, bila Apophis akan melalui lubang kunci dalam lima tahun atau lebih, karena itu ada cukup waktu untuk kirim dua pengintai –satu untuk mengukur dimensi asteroid serta lainnya untuk mendorongnya sedikit keluar jalan jadi tes– sebelum kirim penabrak penting. Bila lubang kunci berlangsung dalam dua sampai lima tahun, kemungkinan ada waktu untuk kirim satu pengintai untuk mengukur asteroid serta sesuaikan patokan proyektil yang semakin besar sebelum kirim penabrak ke atas untuk mengubah asteroid.
Bila Apophis melalui lubang kunci dalam tempo setahun Bumi atau kurang, Paek menjelaskan itu kemungkinan telah telat. “Serta penabrak penting kemungkinan tidak bisa sampai asteroid dalam periode waktu ini.”
Bennu ialah masalah yang sama, walau beberapa ilmuwan tahu sedikit makin banyak mengenai formasi materialnya, yang bermakna jika kemungkinan tak perlu kirim pengintai penyelidikan sebelum mengeluarkan proyektil.
Dengan alat simulasi baru team, Paek merencanakan memprediksi kesuksesan misi defleksi yang lain di waktu depan.
“Bukannya mengubah ukuran proyektil, kita kemungkinan bisa mengubah jumlahnya peluncuran serta mengirim beberapa pesawat ruangan angkasa yang lebih kecil untuk bertubrukan dengan asteroid, satu demi satu. Atau kita dapat mengeluarkan proyektil dari bulan atau memakai satelit yang mati jadi penabrak kinetik,” kata Paek.
“Kami sudah membuat peta ketetapan yang bisa menolong dalam membuat prototype misi.”
1 thought on “Ilmuwan MIT Temukan Cara Belokkan Asteroid Dewa Kekacauan”