Jurus SKK Migas Kejar Target Produksi Sejuta Barel Minyak di 2031
3 min read
Jurus SKK Migas Kejar Target Produksi Sejuta Barel Minyak di 2031
Liputandetik.com, Jakarta – Jurus SKK Migas Kejar Target Produksi Sejuta Barel Minyak di 2031. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) membidik untuk memburu produksi 1 juta barel minyak /hari/barrel oil per day (bopd) di tahun 2031. Jumlahnya yang direncanakan oleh SKK Migas itu melewati angka yang ditargetkan dalam Gagasan Biasa Daya Nasional tahun 2017 sebesar lebih dari 200 ribu bopd.
Jurus SKK Migas Kejar Target Produksi Sejuta Barel Minyak di 2031. Karena itu, SKK Migas mengaplikasikan empat taktik periode pendek serta panjang yang akan dikerjakan buat sampai sasaran itu. Dalam soal ini, empat taktik yang dikerjakan oleh SKK Migas memprioritaskan taktik eksplorasi yang masif. SKK Migas mempunyai Loyalitas Kerja Tentu (KKP) sebesar US$ 2,1 miliar. Diluar itu SKK Migas lakukan KKP di Open Ruang Seismic diakhir Juli serta lakukan 3D Seismic Reprocessing seluas 200.000 km2 di ruang Kutai sebagai paling besar ke-3 di dunia (2019).
Jurus SKK Migas Kejar Target Produksi Sejuta Barel Minyak di 2031. Taktik yang kedua menggerakkan serta mempropagandakan aplikasi enhanced oil recovery (EOR) di lapangan mature. Indonesia sendiri mempunyai 129 lapangan (15 WK) serta 3,1 miliar barel minyak recoverable resource. Untuk taktik kedua ini, SKK Migas mempunyai KKP sebesar US$ 446 juta. SKK Migas percepat proyek-proyek EOR salah satunya Field Trial EOR di 2019 mencakup Lapangan Tanjung, Jatibarang, serta Gemah. SKK Migas akan lakukan taktik aliansi dengan pemain EOR kelas dunia.
Yang ketiga ialah mengakselerasi monetisasi proyek-proyek penting hingga percepat kekuatan sumber daya jadi lifting. Ini bisa dikerjakan dengan mempercepatan monetasi undeveloped discovery lewat POD baru atau POP (27 POD baru), optimalisasi lapangan serta reevaluasi POD-POD yang pending, World Class Proyek Management, dan mengelompokan sumber daya gas, kesempatan project serta pasar gas.
Taktik yang paling akhir ialah meredam penurunan produksi alami dan menggerakkan penambahan produksi. Mengacu ke ini, SKK Migas akan jaga keunggulan sarana produksi, maksimalisasi pekerjaan kerja lagi serta perawatan sumur, reaktivasi sumur tidak berproduksi (idle) serta pengembangan teknologi.
Baca Juga : ESA Bakal Kirim Robot Pembersih Sampah Luar Angkasa
Di lain sisi, realisasi lifting minyak serta gas bumi (migas) sampai kuartal tiga 2019 sampai 89% dari sasaran Budget Penghasilan serta Berbelanja Negara (APBN) sebesar 2 juta barel sama dengan minyak /hari (boepd). Keseluruhan lifting migas sebesar 1,8 juta boepd dengan perincian lifting minyak 745 ribu bopd serta lifting gas 1,05 juta boepd. Sebesar 84% keseluruhan lifting hulu migas adalah andil dari sepuluh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) penting serta 16% di dukung 80 KKKS yang lain.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menjelaskan jika lifting yang belum sampai sasaran berefek pada realisasi penerimaan negara sampai September 2019 sampai US$ 10,99 miliar.
“Ini (penerimaan negara) dikuasai ICP (Indonesia Crude Price) yang sebesar 60-an dolar per barel. Ini cukup jauh dibawah sasaran anggapan makro APBN yakni US$ 70,” papar Dwi Soetjipto dalam info tercatat, waktu lalu.
Selain itu, investasi hulu migas sampai kuartal tiga 2019 sebesar US$ 8,4 miliar bertambah 11 % dibanding investasi di kuartal tiga tahun 2018 sebesar US$ 7,6 miliar. Investasi hulu migas yang akan datang selalu bertambah mengingat sampai tahun 2027 ada 42 project penting dengan keseluruhan investasi US$ 43,3 miliar serta prediksi penghasilan kotor (gross revenue) sebesar US$ 20 miliar.
Keseluruhan produksi dari 42 project itu 1,1 juta bopd yang meliputi produksi minyak sebesar 92,1 ribu bopd serta gas sebesar 6,1 miliar kaki kubik /hari. Empat salah satunya adalah project strategis nasional (PSN) hulu migas sebagai prioritas untuk tingkatkan produksi migas untuk penuhi mengonsumsi migas domestik yang makin bertambah.
Penambahan kemampuan nasional yang dikerjakan hulu migas bukan cukup dengan memberi dukungan keperluan daya, tapi dengan lakukan efisiensi ongkos serta dampak berganda (multiplier effect) yang memberi dukungan perekonomian wilayah serta nasional. Tingkat elemen dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas sampai kuartal tiga 2019 sudah sampai angka 59 % dari sasaran 50 % di tahun 2019.
“SKK Migas terus memprioritaskan efisiensi di industri hulu migas, baik dengan kerjasama kerja sama strategis dengan Pertamina serta Garuda Indonesia, atau dengan pemercepatan proses tender,” sebut Dwi.
SKK Migas sudah mendesak MoU dengan 2 BUMN yakni PT.Pertamina (Persero) serta PT. Garuda Indonesia. Nilai efisiensi dari nota kesepakatan mengenai pemakaian bahan bakar minyak (BBM) dengan PT. Pertamina (Persero) sampai Rp 294 miliar, sedang dengan PT. Garuda Indonesia sampai Rp 33 miliar.