Mampukah Manusia Hidup di Luar Sistem Tata Surya?
2 min read
Mampukah Manusia Hidup di Luar Sistem Tata Surya?
Liputandetik.com, Jakarta – Mampukah Manusia Hidup di Luar Sistem Tata Surya?. Ilmuwan mengklaim bahwa manusia harus meninggalkan sistem tata surya untuk dapat bertahan. Ilmuwan mempunyai gagasan untuk pindah dari Bumi menuju planet lain.
Mampukah Manusia Hidup di Luar Sistem Tata Surya?. Ilmuwan mengawali gagasan untuk ke arah Proxima Centauri, skema bintang baru yang memiliki jarak 4,25 tahun sinar. Persisnya, ilmuwan ingin membidik planet yang diberi nama Proxima b.
Dikutip dari Express, Proxima b memiliki ukuran hampir serupa dengan Bumi dan cukup jauh dari bintang hingga keadaannya dipandang benar-benar baik untuk kehidupan.
Misi ini bernama Breakthrough Starshot. Misi akan dikerjakan oleh team periset dengan memakai satu pesawat angkasa memiliki ukuran kecil yang dilengkapi oleh laser berbasiskan darat.
Pesawat ini dengan teoritis bisa lakukan perjalanan dengan kecepatan 25 % kecepatan sinar atau 46.500 mil per detik. Pesawat ini dapat mengakhiri perjalanan dalam 40 tahun.
Tetapi, pesawat itu tidak bisa dipakai untuk bawa manusia dalam jumlahnya besar. Mengalihkan manusia dengan jumlahnya besar adalah masalah lain.
Diperlukan beberapa ribu tahun untuk mengalihkan manusia dalam jumlahnya besar. Perpindahan manusia ke arah Planet Proxima Centauri b akan tempuh jarak 4,25 tahun sinar atau seputar 40 triliun mil.
Baca Juga : 11 Cara Menyembuhkan Batuk Yang Terus Menerus
Oleh karenanya, beberapa ilmuwan sudah membuat inspirasi bernama “kapal generasi”. Tujuannya ialah orang dilahirkan, melahirkan, serta mati di kapal angkasa yang dipakai.
“Kami tahu jika orang bisa hidup di wilayah terpencil, seperti pulau, sepanjang beberapa ratus atau beberapa ribu tahun. Kita ketahui jika pada prinsipnya manusia bisa hidup dalam ekosistem bikinan. Terdapat beberapa rintangan, tapi tidak ada prinsip fundamen fisika yang dilanggar,” jelas Andreas Hein, Direktur Eksekutif Initiative for Interstellar Studies, Inggris.
Avi Loeb, ahli fisika dari Universitas Harvard memberikan tambahan, tidak ada kebimbangan jika hari esok manusia berada di luar angkasa. Dengan apa pun, manusia harus tinggalkan Bumi.
“Pada titik khusus akan ada efek dari asteroid yang akan menghajar Bumi atau pada akhirnya Matahari akan menghangat sampai mendidihkan semua lautan di Bumi. Selanjutnya, untuk bertahan hidup, manusia harus geser dari Bumi”.
Namun, ini memunculkan permasalahan lain. Walau generasi pertama dalam pesawat angkasa itu akan pilih untuk tempuh perjalanan panjang beberapa ribu tahun. Generasi sesudahnya tidak mempunyai pilihan tidak hanya hidup serta mati di kapal.
Ini bermakna nasib generasi sesudahnya akan dipastikan semenjak lahir. Generasi sesudahnya mempunyai sedikit pilihan hidup di waktu depan, seperti dalam soal pilih pasangan serta dalam memastikan karier.