Pemandangan Gurun Salju Ini Ada di Arab Saudi, Bukan di Swiss
3 min read
Pemandangan Gurun Salju Ini Ada di Arab Saudi, Bukan di Swiss
Liputandetik.com, Indonesia – Pemandangan Gurun Salju Ini Ada di Arab Saudi, Bukan di Swiss. Arab Saudi kedatangan salju di wilayah pegunungan barat daya. Warga kelihatan asyik nikmati panorama gurun yang berselimut putih salju.
Pemandangan Gurun Salju Ini Ada di Arab Saudi, Bukan di Swiss. Dikatakan Arab News, Rabu (15/1/2020), wilayah yang alami hujan salju adalah daerah utara Tabuk dan Jabal Al Lawz, Al-Daher, dan pegunungan Alqan. Wilayah bersalju di Saudi adalah arah wisata populer.
Aparat bersiaga di jalan-jalan untuk amankan keadaan. Kedubes Saudi di Amerika Serikat (AS) mengatakan salju juga turun di daerah proyek kota futuristik NEOM yang ada di Tabuk.
Warga Arab Saudi bagi foto-foto salju itu di media sosial.
Diantaranya warganet di kota Arar di utara Arab Saudi menjelaskan: “Ini bukan Kanada! Ini bukan Swiss! Ini bukan Alaska! Ini Kerajaan Saudi Arabia!”
Bukan hanya manusia, unta ikut juga memandangi salju yang menggantikan padang yang biasanya kering. Ini bukan pertama kalinya salju Arab Saudi ramai di media sosial, tahun tempo hari salju juga turun di Tabuk.
Situs cuaca AccuWeather mengatakan salju kesempatan kali ini berjalan karena ada badai dari selatan Eropa dan Mediterania yang ada ke Timur Tengah minggu tempo hari. Udara dingin terikut dan hasilnya turun salju.
Arab Saudi Saat ini Tidak Pisahkan Pria dan Wanita Waktu di Restoran
Jawara Arab Saudi untuk menarik wisatawan bukan hanya salju. Kerajaan ultra-konservatif ini kerjakan reformasi sosial untuk memberi dukungan investasi. Salah satunya dengan tidak memisahkan pria dan wanita di restoran. Ketetapan ini berlaku di kota suci Makkah.
Dikatakan Arab News, Wali Kota Makkah Mohammed Abdullah Al-Quwaihis menjelaskan amendemen ketetapan ini diharapkan memudahkan kehidupan warga dan wirausahawan.
Baca Juga : Ilmuwan Ungkap Rahasia di Balik Pohon Berusia Seribu Tahun
“Ketetapannya akan positif dan melapangkan banyak ketetapan dan larangan, tetapi mereka tidak mengubah inti pekerjaan dalam hal kesehatan masyarakat dan makanan, dan ketentuan ini akan tingkatkan aliran investasi dan banyaknya serta beberapa type restoran,” tuturnya.
Pelonggaran ketetapan ini ditangani atas ketentuan Kementerian Sisi Munisipalitas dan Pedesaan Arab Saudi. Kementerian putuskan restoran tidak perlu memisahkan pintu masuk antara lelaki dan wanita.
Ketentuan ini diterima baik oleh pengamat serta beberapa pebisnis Arab Saudi. Faktor biaya jadi perhatian pebisnis yang mengatakan pemisahan pria dan wanita membuat ongkos semakin bertambah.
“Kami memiliki persoalan menambahnya biaya karena diwajibkan membuat dua counter untuk dua bagian berbeda, dan sekarang terdapatnya amandemen ini kementerian telah membantu kami untuk mulai kerja dan kurangi biaya,” ucap Nasser Al-Shalhoub, pemiliki toko kopi Chaoua.
Bukan sekedar biaya, amandemen ini diterima positif karena memberi keleluasaan bikin pemilik restoran untuk mengatur denah. Selama ini, ketetapan pemisahan gender di Arab Saudi membuat bagian keluarga masih penuh, sekejap bagian istimewa pria biasanya sepi.
“Bagian keluarga biasanya penuh. Kamu seringkali tidak bisa mencari tempat duduk sekejap bagian pria biasanya kosong karena mereka tidak pergi ke restoran sesering wanita,” papar Ruba Al-Harbi, manajer restoran dan influencer kuliner.
Reformasi Sosial
Analis compliance Dareen Rajeh menjelaskan perlu waktu bikin restoran di Arab Saudi untuk melatih diri akan ketentuan baru ini. Ia menyambut baik ketetapan ini agar pandangan masyarakat bisa semakin terbuka.
“Kita perlu memuka cakrawala kita dan konsentrasi ke sejumlah permasalahan yang lebih penting,” tuturnya.
Namun, pelonggaran ketetapan ini tidak berlaku bikin beberapa lain tempat, seperti kantor pemerintah atau pernikahan.
Ini bukan langkah pertama Arab Saudi melapangkan ketetapan sosial. Awalannya, Arab Saudi luluskan beberapa wanita untuk menyetir mobil sendiri.
Reformasi ini didorong oleh Pangeran Mohammed bin Salman yang disebutkan putra mahkota Arab Saudi. Salman makin marak naikkan investasi negaranya di bagian teknologi dan menggandeng SoftBank dari Jepang. Itu ia lakukan untuk lepas dari ketergantungan pada sumber daya alam negaranya.
1 thought on “Pemandangan Gurun Salju Ini Ada di Arab Saudi, Bukan di Swiss”