Studi Ini Menguak Kebohongan untuk Terlihat Lebih Jujur
2 min read
Studi Ini Menguak Kebohongan untuk Terlihat Lebih Jujur
Liputandetik.com, Jakarta – Studi Ini Menguak Kebohongan untuk Terlihat Lebih Jujur. Percaya atau tidak, orang berbohong untuk menjaga reputasi yang baik serta jujur, bahkan bila itu menyakitkan buat mereka untuk melakukannya.
Studi Ini Menguak Kebohongan untuk Terlihat Lebih Jujur. Untuk tahu faktanya, Anda dapat coba memikirkan skenario ini: Anda seringkali mengemudi untuk kerja serta bisa dikompensasi sampai 400 mil per bulan. Anda juga paham jika beberapa orang yang kerja dengan Anda umumnya berkendara 280 sampai 320 mil tiap bulan. Bulan ini, Anda berkendara persis 400 mil. Menurut Anda, seberapa banyak yang akan Anda klaim dalam laporan pengeluaran Anda?
Berbohong untuk Terlihat Lebih Baik
“Beberapa orang benar-benar perduli dengan rekam jejak mereka serta bagaimana mereka akan dipandang oleh orang lain, pada akhirnya, kecemasan mengenai tampil jujur dapat melewati kemauan kita untuk betul-betul jujur,” jelas Shoham Choshen-Hillel, dosen senior di School of Business Administration and Center for Studi Rasionalitas di The Hebrew University of Jerusalem.
“Penemuan kami memperlihatkan jika saat orang memperoleh hasil yang benar-benar memberikan keuntungan, mereka menghadapi reaksi berprasangka buruk orang lain serta lebih senang berbohong serta kelihatan jujur daripada menjelaskan yang sebetulnya serta tampil jadi pembohong yang egois.”
Beberapa periset mengetes beberapa skenario seperti pengacara yang mengklaim layanan mereka serta siswa yang memberikan laporan kemenangan perjudian dengan imbalan uang. Dalam tiap masalah itu, kelihatan hasil yang sama – orang berbohong untuk tampil jadi orang yang lebih baik.
Kenapa mereka lakukan ini? Choshen-Hillel yakin itu sebab orang memandang orang lain dengan negatif saat mereka memberikan laporan hasil yang di luar sangkaan.
Baca Juga : Ilmuwan Utrecht Ciptakan Bisa Identik untuk Antivenom
“Beberapa orang benar-benar cemas bila jujur, hingga mereka akan berperilaku tidak bisa dipercaya untuk jaga rekam jejak mereka masih baik,” tuturnya pada CNN.
Tiga Tipe Kebohongan
Ada dua tipe kebohongan penting, Choshen-Hillel menerangkan: Egois serta prososial.
Yang pertama, seperti yang Anda prediksikan, untuk keuntungan egois, seperti menipu perusahaan asuransi dengan klaim palsu atau memberikan laporan lebih sedikit penghasilan untuk bayar pajak lebih sedikit. Yang ke-2 membuat kebohongan untuk menolong orang lain atau mungkin tidak menyentuh orang lain.
Tetapi saat ini Choshen-Hillel serta teamnya menyangka ada tipe kebohongan ke-3, yaitu berbohong untuk jaga tampilan, atau menjaga rekam jejak yang baik. Mereka yakin mentalitas ini keseluruhannya mengubah beberapa tingkah laku dalam kehidupan setiap hari.
“Temuan ini nampaknya intuitif serta bisa diakui,” kata Tali Sharot, profesor pengetahuan saraf kognitif di departemen Psikologi Eksperimental di University College London, yang tidak terjebak dalam riset. “Salah satu motivasi penting untuk berbohong untuk tingkatkan nilai kita di mata orang lain.” Imbuhnya.
“Ketika orang melihat kejujuran (jadi) feature yang diharapkan, nampaknya memungkinkan jika orang akan berbohong untuk kelihatan jujur di mata orang lain sama dengan mereka akan berbohong supaya terlihat sukses, penuh kasih, pekerja keras, dan lain-lain.” Tuturnya.
Team ilmuwan ini mengaku, bagaimana juga akan ada skenario dimana ini tidak berlangsung, contohnya saat taruhannya tinggi sekali, seperti kerugian finansial yang besar bila berbohong dengan langkah ini.
1 thought on “Studi Ini Menguak Kebohongan untuk Terlihat Lebih Jujur”