Ulat Berumur 44 Juta Tahun Ditemukan Peneliti Jerman
2 min read
Ulat Berumur 44 Juta Tahun Ditemukan Peneliti Jerman, Begini Penampakannya
Liputandetik.com, Jakarta – Ulat Berumur 44 Juta Tahun Ditemukan Peneliti Jerman. Makalah yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports mengungkap penemuan langka. Jurnal itu mengungkap penemuan ulat yang diduga berusia 44 juta tahun oleh para peneliti Jerman.
Ulat Berumur 44 Juta Tahun Ditemukan Peneliti Jerman. Hewan itu adalah ulat pertama dari jenisnya yang ditemukan di ambar Baltik, menurut beberapa peneliti dari Zoologische Staatssammlung München. Ambar Baltik banyak ditemukan di sepanjang pantai di Laut Baltik dan Laut Utara.
Ulat Berumur 44 Juta Tahun Ditemukan Peneliti Jerman, Begini Penampakannya. Sementara, dikutip dari DW, Selasa (26/11/2019), daerah penghasil ambar paling banyak sepanjang beratus-ratus tahun ialah Tanjung Sambia atau Samland, dan pantai di seputar Königsberg di Prusia, yang semenjak 1945 menjadi bagian dari Rusia.
Baca Juga : Viral Paru Paru Hitam, Bagaimana Cara Memeriksanya?
Penemuan ulat langka yang sudah sangat tua tersebut diteliti dengan baik dan seksama oleh para peneliti Jerman. Larva 5-milimeter sudah dinamakan Eogeometer vadens sisi dari keluarga kupu-kupu Geometridae, yang terbagi dalam seputar 23.000 spesies berlainan.
Beberapa ilmuwan menjelaskan, ulat kecil itu peluang terjebak dalam setetes resin pohon, yang pada akhirnya mengeras jadi ambar serta mengkonservasi susunan unik ulat itu sepanjang juta-an tahun.
Fosil Kupu-Kupu
“Penemuan ulat dalam ambar jarang ada, serta ini ialah fosil kupu-kupu besar pertama yang diketemukan di ambar Baltik,” kata periset Axel Hausmann.
“Ini mungkin sebab kegiatan nokturnal dari umumnya ulat,” imbuhnya. Hewan nokturnal ialah hewan yang tidur pada siang hari serta aktif saat malam hari. Resin condong lebih dekat sama cairan waktu terserang cahaya matahari langsung atau di siang hari.
Tidak seperti umumnya spesies kupu-kupu yang lain, ulat Geometridae cuma mempunyai dua atau tiga pasang kaki, bukan lima pasang. Ini bermakna mereka bergerak maju dengan style berjalan yang tidak biasa.
Beberapa periset menjelaskan fosil ini akan memberi wacana mengenai proses evolusi sepanjang periode Eosen, seputar 34-56 juta tahun yang kemarin.
Sumber Berita : Liputan6